Peserta Sail Banda 2010 Terus Bertambah

Posted by z on Kamis, 29 April 2010



Ambon, Maluku - Jumlah peserta lomba perahu layar dalam kegiatan Sail Banda yang dijadwalkan berlangsung di Maluku, 12 Juni - 17 Agustus, terus bertambah sehingga target 200 bisa terealisasi, kata Koordinator Panitia Lokal Sail Banda Cak Saimima.

"Menurut Panitia Nasional Sail Banda dari Jakarta bahwa saat ini sudah 220 peserta dari 22 negara yang mendaftar. Itu berarti melampaui target 200 perahu layar," katanya ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler ke Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu (28/4).

Perahu layar dijadwalkan dilepas dari Darwin, Northern Teritorry (Australia Utara) pada 24 Juli 2010.

"Panitia Nasional Sail Banda memprogramkan rute lomba dibagi dua yakni ke Banda dan Kupang, NTT sehingga belum dipastikan berapa perahu yang dipastikan mengikuti kegiatan bahari bertaraf internasional tersebut di Maluku," ujarnya.

Saimima memastikan berbagai persiapan di Banda sedang dirampungkan untuk menyambut peserta, tamu maupun turis asing yang berkunjung ke daerah telah ditetapkan Badan PBB Bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) sebagai salah satu warisan budaya dunia.

"Tidak ada masalah soal persiapan di Banda karena tinggal tempat berlabuh perahu layar peserta yang akan dirampungkan Dinas Perhubungan Maluku pada pekan ini," katanya.

Saimima mengatakan, peserta dari Darwin menuju Banda akan disambut berbagai acara kesenian dan budaya, termasuk diarahkan ke berbagai objek wisata bahari, sejarah dan kebudayaan selama tiga hari.

Rute dari Banda ke Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, dengan acara puncak pencanangan Maluku sebagai lumbung pangan ikan nasional oleh peresmian oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dijadwalkan pada 3 Agustus 2010.

Berbagai kegiatan seperti seminar nasional maupun internasional soal sumberdaya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil, suguhan seni dan budaya, mengunjungi aneka objek wisata serta pesta di Teluk Dalam Ambon.

Panitia juga menggelar pameran sejarah kepurbakalaan dengan tema Ambon Tempo Dulu bekerja sama dengan Museum Sejarah Maluku di Belanda.

"Kami berusaha menjadi penyelenggara dan tuan rumah yang mampu menggugah hati dari para peserta, tamu maupun wisatawan mancanegara agar sekembalinya ke daerah maupun negara masing-masing menyosialisasikan potensi aneka wisata Maluku dengan meyakinkan bahwa daerah ini benar-benar aman," kata Cak Saimima.

Presiden berdasarkan SK No: 35 tahun 2009 tertanggal 14 Desember 2009 menetapkan Banda, Kota Ambon dan Tiakur, ibu kota kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) merupakan lokasi kegiatan Sail Banda. (Ant/OL-02)

Sumber : http://wisatamelayu.com/id/news/d/11218/peserta-sail-banda-2010-terus-bertambah/

Ribuan Nelayan Lampung Ikut Pesta Laut

Posted by z on


Sukadana, Lampung - Ribuan nelayan dan masyarakat lainnya di pesisir timur Lampung antusias mengikuti Nadran atau Pesta Laut 2010 yang puncaknya diadakan, Rabu (28/4/2010) di Labuhan Maringgai, Lampung Timur.

Kemeriahan Pesta Laut ke-28 ini terlihat dari padatnya kunjungan. Halaman Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Muara Gading Mas, Labuhan Maringgai, penuh sesak dengan nelayan, warga dan pejabat yang menghadiri ritual tahunan itu.

Ritual ini diisi dengan penaburan sesaji ke tengah laut. Sesaji ini berupa kepala kerbau, makanan, dan alat-alat rumah tangga. Perahu pembawa sesaji dan kapal-kapal pengiring didesain meriah dengan ragam hiasan janur kuning, padi, dan umbul-umbul.

Rangkaian Pesta Laut sebetulnya dimulai sejak 22 April dan akan berlangsung hingga 1 Mei mendatang. Mata acaranya berupa sunatan massal, wayang semalam suntuk, panggung hiburan, dan doa istighosah bersama.

Menurut Edi Susilo, Ketua Panitia, kegiatan tahunan ini tidak ubahnya pesta rakyat, yaitu para nelayan. Ia pun berharap, kegiatan ini ke depan bisa dikembangkan menjadi salah satu agenda pariwisata, seperti halnya di Pulau Jawa.

Diakui Sukmana Adras, Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Lampung Timur, kegiatan sakral ini belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Tidak seperti di Jawa yang mampu menyedot wisatawan mancanegara.

"Padahal, tradisi nadran di Lampung tidak jauh berbeda dengan daerah asal di Pulau Jawa. Acara ini memiliki makna sakral dan nilai-nilai moral," ujarnya.

Ia memberi contoh, unsur tumbuh-tumbuhan yang ada di dalam ornamen dekorasi menyiratkan makna pelestarian.

"Artinya, nelayan tetap sadar akan pentingnya menjaga kelestarian. Jadi, jika ada nelayan yang suka menebangi mangrove, mengambil ikan dengan cara mengebom, berarti dia tidak memaknai acara ini," ungkapnya menjelaskan.

Gubernur Lampung Sjachroedin ZP di dalam sambutan tertulisnya mengingatkan para nelayan agar jangan merusak lingkungan. Jaring-jaring pukat harimau jangan digunakan, hindari pengeboman ikan yang bisa merusak terukmbu karang, dan mengajak nelayan untuk menanam mangrove.

Berkhasiat

Di acara ini, masyarakat yang hadir sempat terlihat berebutan mengambil air yang diyakini berkhasiat tinggi. Air di dalam bak besar ini telah didoakan terlebih dahulu dan dicelupi sebilah keris pusaka. Air ini jika disiramkan ke perahu diyakini bisa mendatangkan rezeki.

"Ya, percaya gak percaya. Setelah diadakannya ruat laut ini, mesti tangkapan nelayan meningkat. Sudah jadi kepercayaan ini," ungkap Turanda, salah seorang warga.

Diadakannya ritual Nadran ini pun bertepatan dengan mulai masuknya musim timur. Musim ini, di kalangan nelayan, dikenal sebagai musim sulit atau panceklik. Musim di mana laut tidak bersahabat dank era berombak tinggi ini biasanya berlangsung hingga Desember.

Sebagian nelayan di tempat ini pun telah berancang-ancang untuk tidak melaut hingga beberapa bulan ke depan. "Ya, terpaksa menganggur. Waktu ini biasanya saya gunakan untuk memperbaiki kapal dan jaring," tutur Kusnanto (30), nelayan setempat.

Garmadi (32), nelayan lainnya, memilih nekat melaut dengan lebih berhati-hati agar dapur keluarganya tetap dapat mengepul.

Sumber: http://wisatamelayu.com/id/news/d/11217/ribuan-nelayan-lampung-ikut-pesta-laut/

Menikmati Suramadu dengan Kapal Wisata

Posted by z on

 


Surabaya, Jatim - Perusahaan pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia III atau Pelindo III (Persero) mendukung perkembangan sektor pariwisata Jawa Timur dengan merenovasi Kapal Motor Artama III untuk dioperasionalkan menjadi kapal wisata. "Kapal motor itu sengaja kami sediakan untuk melayani kebutuhan pasar wisata bahari. Salah satunya untuk menikmati indahnya Jembatan Suramadu dari sisi laut," kata Direktur Utama PT Pelindo III Djarwo Surjanto di Surabaya, Selasa (27/4/2010).

Menurut dia, perkembangan wisata di Jawa Timur dan khususnya Kota Surabaya pada umumnya mulai menunjukkan kegairahan yang signifikan. Hal ini terbukti dari kunjungan kapal pesiar pada bulan Maret 2010, yakni kapal pesiar Albatros ke Tanjung Perak. "Kunjungan wisatawan asing tersebut bukti kepercayaan internasional kepada keamanan Tanah Air," ujarnya.

Ia optimistis, KM Artama III untuk wisata bahari di wilayah itu akan semakin diminati banyak wisatawan domestik dan asing. "Upaya itu juga dapat menjadikan Tanjung Perak sebagai alternatif tujuan wisata bahari," ucapnya.

Senada dengan itu, Kepala Humas PT Pelindo III (Persero) Iwan Sabatini mengakui bahwa pesona keindahan Pelabuhan Tanjung Perak memberikan pilihan menarik bagi para wisatawan asing dan domestik.

Wisatawan dapat mengunjungi situs cagar budaya peninggalan masa penjajahan Belanda yang masih terawat baik, semisal Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Perak, beberapa gudang, dan bangunan di sekitar pelabuhan. "Sejumlah bangunan tua itu melengkapi daya tarik Kota Pahlawan, apalagi pemandangan pelabuhan terbesar di Kawasan Timur Indonesia itu kian diminati banyak wisatawan pascapembangunan Jembatan Suramadu," katanya.

Dengan KM Artama III Harbour Cruise buatan tahun 1985, katanya, pihaknya memberikan kemudahan bagi pasar wisatawan bahari, seperti menikmati Jembatan Suramadu, Patung Monumen Jalesveva Jayamahe, cagar budaya bangunan Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Perak, dan Pulau Karang Jamuang di Utara Selat Madura sekitar 40 kilometer dari Tanjung Perak.

Bahkan, kata dia, para penumpang kapal milik Pelindo III itu dapat melakukan kegiatan lain di atas kapal, di antaranya perayaan pesta, rapat, memancing, team building, makan malam sembari menikmati pemandangan matahari terbenam, dan menikmati gemerlap Jembatan Suramadu pada malam hari. "Sebelumnya, kapal itu kami gunakan untuk keperluan internal perusahaan," katanya. (Djarwo Surjanto)

Sumber : http://wisatamelayu.com/id/news/d/11219/menikmati-suramadu-dengan-kapal-wisata/