Cara Pembuatan Batu Bata

Posted by z on Rabu, 05 Mei 2010

Proses Pembuatan Batu Bata

Bahan baku
-Tanah Liat
-Air
-Abu sisa dari pabrik gula


Alat –alat
-Cangkul
-Pencetak Batu Bata
-Mesin Penggiling batu bata
-Mesin Pembakar / Tungku Pembakaran
-Kayu Bakar / batu bara


1. Pertama – tama semua bahan – bahan seperti tanah , abu sisa gula di campur / di aduk menggunakan cangkul, dengan perbandingan 1 : 4 bagian tanah ,kemudian di lumatkan dengan air hingga menjadi adukan. Kemudian adukan tadi dipadatkan kedalam mesin penggiling.
haxims.blogspot.com

2. kemudian bahan yang sudah jadi di cetak menggunakan cetakan yang sudah tersedia dengan ukuran 6 cm x 10 cm x 20 cm
haxims.blogspot.com

3. Kemudian batu bata yang masih basah di susun memanjang dan melebar sesuai kapasitas tempat.
haxims.blogspot.com

4. setelah disusun batu bata tersebut di jemur untuk di keringkan, proses pengeringan waktunya 1 hari bila keadaan cuaca panas, tapi jika keadaan cuaca hujan atau mendung bisa memakan waktu 5 hari atau lebih. Tujuan di keringkan supaya daya ikatan bahan tanah kuat dan tidak mudah patah.
haxims.blogspot.com

5. setelah batu bata tadi benar-benar kering maka batu bata kering tersebut dibakar selama dua hari dua malam di sebuah ruangan ,atau di sebut Open batu bata yang ruang pembakarannya bisa menampung 100.000 bata. Bahan bakarnya berupa kayu bakar atau menggunakan batu bara. Proses pembakaran biasanya dilakukan sebulan sekali, menunggu terkumpulnya batu bata kering. Biasanya memerlukan 3 tenaga pekerja untuk mengawasi proses pembakaran.
haxims.blogspot.com

6. Setelah dibakar kemudian di dinginkan, barulah batu bata siap dijual, biasanya banyak orderan dari pihak mebel dan pembeli perorangan, dengan harga 1 bata nya Rp.400 – Rp. 500 belum termasuk ongkos kirim.

sumber : haxims.blogspot.com

Cara pembuatan Kakao menjadi Coklat

Posted by z on

haxims.blogspot.com

Siapakah yang tidak tahu Coklat?
Hampir semua orang di dunia ini mengenal Coklat,
Selain rasa yang enak, Coklat memiliki bentuk yang beragam
Penasaran dengan cara pembuatannya
Ga pake lama basa basi, mari langsung liat cara pembuatannya~

Cara pembuatan Coklat
1. Memilih Kakao
Kakao dapat dipanen sepanjang tahun pada bulan November-Januari, Mei dan Juli. Kakao berbentuk seperti motif bola sepak bola disebut cabosses dipanen sendiri dengan parang. Tidak mungkin untuk menggunakan mesin untuk panen, karena berbagai ukuran buah yang berbeda dan potensi kerusakan ke pohon(yang secara terus menerus menghasilkan bunga baru dan buah). Buah Kakao dipotong dari pohon dan diiris terbuka secara manual menggunakan parang. Keputihan biji (biji buah) yang dikelilingi oleh sari(terasa seperti susu, lengket, dan manis) dibuang. Ketika matang, setiap kakao berisi 30-40 biji. Setiap cabosse menghasilkan biji cukup untuk satu batang coklat 

2. Fermentasi
Cara fermentasi Kakao dilakukan dengan berbagai metode, motode tersebut berbeda di setiap negara: dibungkus dengan daun pisang besar , dalam keranjang, dalam kotak kayu atau dalam silinder disimpan jauh dari cahaya. Hal ini selama fermentasi biji kakao bahwa mulai mengembangkan rasa khas kakao. Fermentasi adalah reaksi antara ragi dan ampas. Proses fermentasi berlangsung dari 3 hari untuk beberapa varietas Criollo untuk 6 atau 7 hari untuk varietas lainnya. Fermentasi mengurangi rasa pahit, memberi warna coklat dan menghilangkan rasa getah. Setelah ragi telah difermentasikan akan menghasilkan rasa manis cokelat  

3. Pengeringan biji Kakao
Biji difermentasi disebarkan di bawah matahari sampai kering, sering di atas tikar bambu, memastikan bahwa biji kakao kering secara merata. Pengeringan dapat berlangsung selama 5 sampai 12 hari, tergantung pada kelembaban, selama waktu kadar air biji tersebut berkurang. Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari atau dengan teknik buatan. Pengeringan sinar matahari, yang digunakan untuk biji yang lebih baik. Petani massal menggunakan air panas atau panas dari kayu api untuk mengeringkan biji. Ini pengeringannya cepat, tapi mempengaruhi rasa, rasa agak berasap permanen 
4. Pembersihan biji Kakao
Proses pembersihan menggunakan blower, yang membersihkan item yang lebih ringan atau lebih berat dari biji kakao, dan saringan yang menghilangkan item yang terlalu kecil atau terlalu besar. Sebuah mesin khusus menggunakan pengisap udara, pemisah magnetik dan sikat untuk menghilangkan benda asing seperti serat rami dari tas, tongkat, batu dan pasir, logam dan fragmen dari penutupan digunakan dalam mengantongi dan penandaan 
5. Roast/Panggang biji Kakao
Biji dipanggang dengan suhu dan waktu yang beragam berkiasar antara 200 ° sampai 300 ° F dan dari 10 menit sampai 2 jam, meskipun panggang sangat bervariasi, ini dilihat berdasarkan produsen dan jenis kacang. Prose panggang/Roast diperlukan untuk pengembangan kakao rasa dan aroma. Ini adalah proses yang sangat penting yang harus diawasi secara ketat. Jika biji dipanggang pada suhu rendah dan untuk waktu yang singkat, akan melestarikan rasa coklat secara maksimal. Setiap jenis biji dipanggang secara terpisah. Setelah biji dipanggang, mesin pendingin akan memutar biji dan menyebarkan udara untuk mendinginkan panas biji akibat dipanggang 
5. Mengupas kulit dari biji Kakao
Sebelum Revolusi Industri, ini adalah proses manual dengan menggunakan tenaga tangan.tetapi sekarang sudah menggunakan mesin, setelah biji dipanggang dan didinginkan, kulit mereka tipis dan rapuh. Mereka pindah ke sebuah mesin yang disebut winnower, yang retak membuka kulitnya. Sekarang biji siap untuk digiling menjadi pasta yang pada akhirnya akan menjadi coklat 
6. Penggilinga
Biasanya ada dua tahap penggilingan dalam pembuatan coklat halus. Pada tahap pertama, biji yang ditumbuk menjadi pasta tebal yang mirip dengan selai kacang tanahyang biasanya digunakan untuk coklat minuman coklat.

Biji kakao lebih dari setengah lemak, cairan coklat terbuat dari cocoa butter (53% sampai 60% tergantung pada varietas) dengan kakao partikel halus di dalamnya. Panas dan gesekan yang dihasilkan oleh penggilingan pelat logam menyebabkan mentega kakao di ujung pena untuk mencair ke dalam massa fluida

Untuk coklat makan, jumlah yang tepat ditambahkan gula (kecuali untuk 100% batang kakao). Ukuran partikel dalam massa cokelat kini sekitar 100 mikron. Untuk menghindari rasa kasar di coklat, proses penggilingan berguna untuk mengurangi ukuran partikel menjadi 18 mikron (lidah kita bisa merasakan butir 18 mikron atau lebih besar) 
7. Pencampuran bahan
Dalam hal ini tidak ada perbandingan yang pasti, setiap produsen coklat memiliki perbandingan bahan yang berbeda. Setiap perbandingan menghasilkan cita rasa, warna dan tekstur yang berbeda.

* Milk Chocolate, mentega kakao dan minuman cokelat yang dikombinasikan dalam berbagai proporsi, gula dan susu full cream (susu kental umumnya) ditambahkan.
* Dark Chocolate menggunakan proses yang sama tapi tanpa susu.
* White Chocolate dibuat dengan cocoa butter, susu dan gula dan tidak mengandung cairan cokela
8. Penggilingan Tahap kedua
Penggilingan tahap kedua menghasilkan cairan. Tujuannya adalah untuk membuat remah cokelat tebal menjadi coklat halus. Ini melalui serangkaian lima rol pemurnian baja berat ditetapkan pada interval yang berbeda dan kecepatan yang berbeda. Kesenjangan antara penggilingan akhir sangat kecil sehingga komponen-komponen coklat yang ditumbuk menjadi coklat yang halus. Langkah ini mengurangi ukuran partikel massa kakao menjadi 25-30 mikron 
9. Conching
Conching adalah proses yang menghilangkan kelembaban dan keasaman dari coklat, bau tidak diinginkan dan meratakan lebih lanjut partikel. Selama conching, kakao massa dituangkan ke dalam pengadukan dan mesin penggilingan. Ini yang terguling, berbalik dan ditayangkan pada suhu sekitar 180 ° F. Giling dapat menghasilkan derajat yang berbeda dari agitasi dan aerasi dalam rangka mengembangkan dan memodifikasi rasa cokelat. Bahkan, sementara pemanggangan dan pencampuran dari biji yang berbeda. Suhu, pencampuran rezim dan panjang conching bervariasi sesuai dengan formula yang menciptakan hasil yang berbeda dalam coklat 
10. Tempering
Tanpa temper, kristal besar akan membentuk; coklat akan memiliki tekstur berpasir dan penampilan yang kusam dan cocoa butter akan memisah (sebagai memisahkan krim dari susu) menciptakan warna putih keabu-abuan di permukaan.

Tempering merupakan pengaturan suhu untuk coklat sehingga coklat dapat menghasilkan cita rasa dan tekstur yang dapat tahan lama.
*Suatu proses rumit yang melibatkan pemanasan dan pendinginan perlahan cokelat berulang kali untuk suhu antara 105 ° F dan 85 ° F. Produk ini menstabilkan dan mencapai tekstur 
11.Coklat siap dicetak dan dinikmati^^
sumber :  haxims.blogspot.com

Cara Pembuatan Tempe

Posted by z on


Pembuatan tempe dapat dilakukan dengan berbagai cara dan diantaranya adalah sebagai berikut:
haxims.blogspot.com
1. Cara Sederhana

Cara sederhana adalah cara pembuatan tempe yang biasa dilakukan oleh para pengrajin tempe di Indonesia. Kedelai setelah dilakukan sortasi (untuk memilih kedelai yang baik dan bersih) dicuci sampai bersih, kemudian direbus yang waktu perebusannya berbeda-beda tergantung dari banyaknya kedelai dan biasanya berkisar antara 60-90 menit.

Kedelai yang telah direbus tadi kemudian direndam semalam. Setelah perendaman, kulit kedelai dikupas dan dicuci sampai bersih. Untuk tahap selanjutnya kedelai dapat direbus atau dikukus lagi selama 45-60 menit, tetapi pada umumnya perebusan yang kedua ini jarang dilakukan oleh para pengrajin tempe. Kedelai setelah didinginkan dan ditiriskan diberi laru tempe, dicampur rata kemudian dibungkus dan dilakukan pemeraman selama 36-48 jam (Gambar 20)

2. Cara Baru

Pada prinsipnya cara pembuatan tempe dengan cara baru sama dengan cara yang lama atau tradisional dan perbedaannya adalah terletak pada tahap pengupasan kulit kedelai. Dimana pada cara lama (tradisional) kedelai direbus dan direndam bersama kulitnya atau masih utuh sedangkan pada cara yang baru sebelumnya kedelai telah dikupas kulitnya (kupas kering) dengan menggunakan alat pengupasan kedelai. Tahap-tahap selanjutnya sama dengan cara tradisional.

Tempe yang dibuat dengan cara baru warnanya (warna kedelai) lebih pucat bila dibandingkan dengan cara lama.ahal ini disebabkan –karena pada cara baru kedelai direbus dan direndam dalam keadaan sudah terkupas kulitnya sehingga ada zat-zat yang larut.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempe adalah sebagai berikut:

1. Oksigen

Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberi lubang dengan jarak antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.

2. Uap air

Uap air yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan karena setiap jenis kapang mempunyai Aw optimum untuk pertumbuhannya.

3. Suhu

Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu dapat tumbuh baik pada suhu ruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada waktu pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.

4. Keaktifan Laru

Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya. Karena itu pada pembuatan tape sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu lama disimpan agar dalam pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan.

Untuk membeuat tempe dibutuhkan inokulum atau laru tempe atau ragi tempe. Laru tempe dapat dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya bentuk tepung atau yang menempel pada daun waru dan dikenal dengan nama Usar. Laru dalam bentuk tepung dibuat dengan cara menumbuhkan spora kapang pada bahan, dikeringkan dan kemudian ditumbuk. Bahan yang akan digunakan untuk sporulasi dapat bermacam-macam seperti tepung terigu, beras, jagung, atau umbi-umbian.

Berdasarkan atas tingkat kemurniannya, inokulum atau laru tempe dapat dibedakan atas: inokulum murni tunggal, inokulum campuran, dan inokulum murni campuran. Adapun perbedaannya adalah pada jenis dan banyaknya mikroba yang terdapat dan berperan dalam laru tersebut.

Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempe adalah kapang jenis Rhizopus oligosporus, atau kapang dari jenis R. oryzae. Sedangkan pada laru murni campuran selain kapang Rhizopus oligosporus, dapat dijumpai pula kultur murni Klebsiella.

Selain bakteri Klebsiella, ada beberapa jenis bakteri yang berperan pula dalam proses fermentasi tempe diantaranya adalah: Bacillus sp., Lactobacillus sp., Pediococcus sp., Streptococcus sp., dan beberapa genus bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya bakteri Bacillus sp pada tempe merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan.

Pada tempe yang berbeda aslnya sering dijumpai adanya kapang yang berbeda pula (Dwidjoseputro dan Wolf, 1970). Jenis kapang yang terdapat pada tempe Malang adalah R. oryzae., R. oligosporus., R. arrhizus dan Mucor rouxii. Kapang tempe dari daerah Surakarta adalah R. oryzaei dan R. stolonifer sedangkan pada tempe Jakarta dapat dijumpai adanya kapang Mucor javanicus., Trichosporon pullulans., A. niger dan Fusarium sp.

Masing-masing varietas dari kapang Rhizopus berbeda reaksi biokimianya, hal ini terutama disebabkan adanya perbedaan dari enzim yang dihasilkan. Pektinase hanya disintesa oleh R. arrhizus dan R. stolonifer. Sedangkan enzim amilase disintesa oleh R. oligosporus dan R. oryzae tetapi tidak disintesa oleh R. arrhizus.

Selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimianya. Protein kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan diuraikan menjadi asan-asam amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami peningkatan. Dengan adanya peningkatan dari nitrogen terlarut maka pH juga akan mengalami peningkatan. Nilai pH untuk tempe yang baik berkisar antara 6,3 sampai 6,5. Kedelai yang telah difermentasi menjadi tempe akan lebih mudah dicerna. Selama proses fermentasi karbohidrat dan protein akan dipecah oleh kapang menjadi bagian-bagian yang lebih mudah larut, mudah dicerna dan ternyata bau langu dari kedelai juga akan hilang.

Kadar air kedelai pada saat sebelum fermentasi mempengaruhi pertumbuhan kapang. Selama proses fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air dimana setelah 24 jam fermentasi, kadar air kedelai akan mengalami penurunan menjadi sekitar 61% dan setelah 40 jam fermentasi akan meningkat lagi menjadi 64% (Sudarmaji dan Markakis, 1977).

Perubahan-perubahan lain yang terjadi selama fermentasi tempe adalah berkurangnya kandungan oligosakarida penyebab flatulence. Penurunan tersebut akan terus berlangsung sampai fermentasi 72 jam.

Selama fermentasi, asam amino bebas juga akan mengalami peningkatan dan peningkatannya akan mencapai jumlah terbesar pada waktu fermentasi 72 jam (Murata et al., 1967). Kandungan serat kasar dan vitamin akan meningkat pula selama fermentasi kecuali vitamin B1 atau yang lebih dikenal dengan thiamin (Shurtleff dan Aoyagi).

Materi Teknologi Fermentasi dalam Pelatihan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Oleh : Debby Sumanti, Ir., MS.

Posted by z on Sabtu, 01 Mei 2010

 Loyang Datu Merah Mege adalah Goa yang memiliki potensial sebagai obyek pariwisata. Pengunjung yang datang tidak hanya menyaksikan panoramanya yang indah, tetapi juga legenda yang tersimpan didalamnya. Sebuah legenda yang dikisahkan secara turun temurun akan selalu menarik dari generasi kegenerasi berikutnya. Demikian pula dengan Legenda Loyang Datu Merah Mege yang kemudian merupakan salah satu potensi yang penting bagi pengembangan sektor pariwisata di kabupaten Aceh Tengah 



Tari Saman

Posted by z on

 
Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Pada masa lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa - peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nama tarian "Saman" diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman.

Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.

sumber : http://visitaceh.com

12 Air terjun Tertinggi di Indonesia

Posted by z on

12. Air terjun Grojogan Sewu (81 meter)
Terletak di kaki Gunung Lawu (2632 mdpl), 27 km dari Kab. Karang anyar, Jawa Tengah. Air terjun ini merupakan salah satu dari program wisata yang disebut "INTANPARI" (Industri Pertanian dan Pariwisata), air terjun ini memiliki ketinggian 81 meter diukur dari bawah ke atas.

11. Air terjun Curug Cimahi (85 meter)
Terletak di Desa Cisarua, sekitar 10 kilometer dari Cimahi, atau sekitar satu jam dari Bandung. Bagi warga sekitar yang ingin mencari hiburan alam dan menjauh dari hingar bingar kota metropolitan, air terjun ini merupakan tujuan wisata yang pas untuk mereka.

10. Air terjun Curug Cipendok (92 meter)
Terletak di Desa Karang Tengah, kabupaten Cilingok, sekitar 25 km dari Purwokerto. Dengan ketinggian 92 meter dan dikelilingi dengan hutan alam yang indah.

9. Air Terjun Curup Tenang (99 meter)
Air terjun Curup Tenang adalah air terjun tertinggi di Sumatera Selatan, yang terletak didekat desa Bedegung, Kabupaten Tanjung Agung, sekitar 56 kilometer Selatan Kabupaten Muara Enim.

8. Air terjun Moramo (100 meter)
Terletak 65 km di sebelah timur Kendari, Air Terjun Moramo mudah diakses oleh mobil atau dengan perahu. Keunikan dari air terjun ini yakni memiliki tingkatan sebanyak 127 tingkatan setinggi 100 meter sepanjang 2 km diperbukitan dataran tinggi Sulawesi Tenggara. Dan dikelilingi oleh hutan alami yang menjadi tempat habitat asli Sulawesi Tenggara.

7. Air terjun Curug Citambur (100 meter)
Air terjun Citambur, sebuah air terjun yang tingginya sekitar 100 meter di Desa Karang Jaya, Kecamatan Pagelaran, Cianjur Selatan, Jawa Barat. Dikelilingi oleh hutan alami dengan pemandangan yang sangat indah menjadikan air terjun ini merupakan objek wisata yang eksotis.

6. Air Terjun Sedudo (105 meter)
Air Terjun Sedudo terletak di Ngliman, kecamatan Sawahan. sekitar 30 km dari Nganjuk. Selain sebagai objek wisata, air terjun ini sering dijadikan tempat pelaksanaan Upacara Tradisional oleh masyarakat dan Pemerintah setempat. Hal ini semakin menambah daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

5. Air terjun Jarakan (115 meter)
Air Terjun Jarakan terletak di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan. Air Terjun Jarakan ini sebagai bagian dari kawasan objek wisata air terjun yang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Magetan.

4. Air terjun Sipiso piso (120 meter)
Air terjun Sipisopiso adalah air terjun terjun yang terletak di dataran tinggi Sumatra Utara. Dengan ketinggian 120 meter, sekitar 25 km dari kota Kabanjahe.

3. Air terjun Payakumbuh di Ngarai Harau (150 meter)
Terletak di Ngarai Harau, 35 km dari Bukittinggi. Di sela-sela perbukitan dan lembah harau terdapat sebuah jurang yang dalam dan sebuah air terjun yang sangat indah, bahkan kadang dipenuhi oleh sekumpulan kupu-kupu beterbangan, sehingga membuat air terjun ini merupakan kombinasi alam dengan pemandangan yang sangat indah.

2. Air Terjun Madakaripura (200 meter)
Air Terjun Madakaripura terletak di Kecamatan Lumbang, Probolinggo merupakan salah satu air terjun di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Air terjun ini dikenal sebagai tempat pertapaan Mahapatih Gajah Mada sebelum mengabdi di kerajaan Majapahit. Air terjun Madakaripura berbentuk ceruk yang dikelilingi bukit-bukit yang meneteskan air pada seluruh bidang tebingnya seperti layaknya sedang hujan, 3 di antaranya bahkan mengucur deras membentuk air terjun lagi.

1. Air terjun Sigura gura (250 meter)
Terletak sekitar 250 km dari Medan. Air terjun yang dihasilkan oleh sungai Asahan yang berasal dari Danau Toba ini memiliki ketinggian 250 meter.

sumber: opinibureto.blogspot.com

2 Lubang terbesar di Indonesia

Posted by z on

1. Lubang Pertambangan Batu Hijau di Sumbawa
Tambang Batu Hijau merupakan tambang terbuka yang merupakan tambang tembaga dan emas . Pertambangan ini dioperasikan oleh anak perusahaan Newmont Mining Corporation PT Newmont Nusa Tenggara (PT Newmont). tambang ini terletak 1.530 kilometer (950 mil) timur ibukota Jakarta Indonesia di Sumbawa, di Kabupaten Taliwang selatan, sebuah pulau di Nusa Tenggara Barat. Tambang ini adalah hasil dari eksplorasi sepuluh tahun dan program pembangunan didasarkan pada penemuan 1999 deposit tembaga porfiri. Produksi mulai pada tahun 2000.

2. Lubang Pertambangan Grasberg di Papua
Tambang Grasberg adalah tambang emas terbesar dan tambang tembaga ketiga terbesar di dunia. Terletak di provinsi Papua di Indonesia dekat Puncak Jaya, gunung tertinggi di Papua, dan memiliki 19.500 karyawan. Hal ini secara mayoritas dimiliki melalui anak perusahaan oleh Freeport-McMoRan, yang berbasis di Amerika Serikat (67,3%); bersama dengan anak perusahaannya, PT Indocopper Investama Corporation (9,3%), dan pemerintah Indonesia (9,3%); dan bagi hasil joint venture dengan Rio Tinto Group (13%). Biaya membangun tambang di atas gunung itu US $ 3 miliar. Pada tahun 2006, diperkirakan memiliki 2,8 milyar ton cadangan dinilai di: tembaga 1,09%, 0,98 gram / ton emas dan 3,87 gram / ton perak. Produksi 2006 adalah 610.800 ton tembaga; 58.474.392 gram emas, dan 174.458.971 gram perak.

sumber: opinibureto.blogspot.com